ARTIKEL KESEHATAN DIABETES GULA DARAH
Diabetes
Mellitus adalah suatu penyakit yang menahun berupa gangguan metabolisme
karbohidrat akibat kurangnya atau tidak efektifnya insulin yang dihasilkan dan
ditandai dengan adanya hiperglikemia, glikosuria, polifagia, polidipsia,
poliuria. Komplikasi akut yang terjadi pada Diabetes Mellitus dapat berupa
ketoasidosis, sedangkan komplikasi yang menahun biasanya berupa nefropati,
retinopati, polineuropati serta gangguan kardiovaskuler. Pengobatan dilakukan
dengan pemberian obat hipoglikemik oral atau insulin, herbal, serta
melaksanakan pengaturan diet dan olah raga. Penggunaan akupunktur juga dapat
diberikan sebagai pengobatan alternative/komplementer pada Diabetes Mellitus
dan dilaporkan hasilnya efektif serta tanpa efek samping.
I PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu kelainan metabolik
endokrin yang sering ditemukan. Sejalan dengan perbaikan standart kehidupan,
perubahan gaya hidup, dan bertambahnya populasi usia lanjut, angka kesakitan
dari DM menunjukkan adanya peningkatan yang tajam. Data dari WHO menyatakan
bahwa diantara penyakit-penyakit yang mematikan DM menduduki tempat ketiga
sesudah penyakit kardioserebrovaskuler dan keganasan. Suatu penelitian
internasional pada tahun 1997 melaporkan bahwa terdapat 135 juta penderita
diabetes di dunia. Berdasarkan data ini maka pada tahun 2025 jumlahnya bisa
mencapai lebih dari 300 juta orang.
Angka kematian akibat komplikasi diabetes secara umum
dapat dikendalikan, tetapi efek terapi pada komplikasi yang kronis tidak
memuaskan. Komplikasi kronis dapat merusak berbagai sistem dalam tubuh sehingga
pasien sangat menderita dan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
Bagaimana cara mencegah dan menyembuhkan komplikasi kronis pada saat ini makin
mendapat perhatian. Dilaporkan bahwa komplikasi diabetes merupakan sebab utama
dari angka kematian. Dibandingkan dengan pasien bukan penderita diabetes maka
angka kejadian penyakit kardiovaskuler pada penderita diabetes adalah 4 kali
lebih tinggi dan faktor risiko dari apopleksi adalah 3-4 kali lebih tinggi;
diabetik nefropati adalah suatu faktor yang umum dari nephrosis stadium lanjut.
Cara dan metode yang efektif untuk mencegah dan mengobati diabetes dengan
komplikasinya menjadi suatu masalah yang penting yang harus dipecahkan.
II Diabetes Mellitus
2.1
Definisi
Diabetes
Mellitus (DM) adalah suatu gangguan reaksi kimiawi dalam hal pemanfaatan yang
tepat atas karbohidrat, lemak dan protein dari makanan karena tidak cukupnya
atau tidak efektifnya insulin yang dihasilkan.
DM ditandai oleh kadar glukosa yang meningkat secara
kronis. Kadar glukosa darah vena pada berbagai keadaan adalah sebagai berikut :
Pada puasa :
DM ≥ 126 mg/dl, Toleransi Glukosa
Terganggu (TGT) 110-126 mg/dl, normal < 110 mg/dl.
Kadar
glukosa 2 jam setelah pemberian 75 g glukosa ke dalam plasma adalah :
Pada
diabetes ≥ 200 mg/dl, TGT 140-200 mg/dl, normal < 140 mg/dl.
2.2
Klasifikasi
Diabetes Mellitus
● DM tipe-1
Destruksi
sel β pankreas, umumnya menjurus ke defisiensi insulin yang absolut.
- Autoimun
- Idiopatik
● DM tipe-2
Bervariasi, mulai yang dominan
resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan
defek sekresi insulin bersama resistensi insulin.
● DM tipe lain
- Defek genetik fungsi sel β
- Defek genetik kerja insulin
- Penyakit eksokrin pankreas
- Endokrinopati
- Karena obat atau zat kimia
- Infeksi
- Sindrom genetik lain yang berkaitan
dengan DM
2.3
Patogenesis
Diabetes Mellitus
●
DM
Tipe-1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Hiperglikemia pada DM tipe-1 terjadi akibat destruksi
selektif sel β pankreas melalui mekanisme imunologi. Faktor yang berperan pada
patogenesis DM tipe-1 antara lain keterlibatan genetik, faktor lingkungan,
mekanisme imunologi dan zat kimia.
DM tipe-1
sering muncul pada usia belasan tahun dengan puncaknya pada usia 12-14 tahun.
Penderita biasanya tidak mengalami obesitas. Keadaan hipertrigliseridemia berat
dapat terjadi pada DM tipe-1 karena produksi Very Low Density Lipoprotein
(VLDL) yang berlebihan dan defisiensi lipoprotein lipase (LPL) sekunder
akibat insulinopenia. LPL yang rendah menurunkan bersihan trigleserida
sehingga terakumulasi dalam plasma.
Defisiensi insulin pada DM tipe-1 akan menyebabkan
peningkatan sekresi glukagon yang akan meningkatkan lipolisis di jaringan.
Peningkatan asam lemak bebas ke hati akan meningkatkan oksidasi di mitokondria
hati yang menghasilkan benda keton yang menimbulkan ketosis.
Penyulit
lain dari DM tipe-1 adalah gagal ginjal karena hiperglikemia yang berlangsung
lama meningkatkan produk glikasi nonenzimatik (AGEs = Advanced
Glicosylation End Products). Tingginya kadar AGEs dalam waktu
yang lama akan menimbulkan kelainan pada membran basalis dan mesangium yang
pada akhirnya akan merusak glomerus.
● DM Tipe-2
atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Kasus DM
tipe-2 lebih banyak dibanding DM tipe-1. Penyakit ini lebih sering diturunkan dan
disertai dengan obesitas. Penderita DM tipe-2 sering mengalami defek sekresi
insulin oleh sel Beta dan resistensi insulin, namun hubungan keduanya sulit
diterangkan. Manifestasi DM tipe-2 bersifat poligenik dengan penetrasi yang
rendah (10 - 40%) dan jarang bersifat multigenerasi. Gen yang terlibat terutama
berkaitan dengan metabolisme glukosa di sel β pankreas, hati, otot dan jaringan lemak. Beberapa kasus mempunyai
hubungan dengan mutasi gen yang mengkode insulin, komponen mitokondria,
reseptor insulin dan glikogen sintase. Gen-gen yang telah ditemukan terlibat
dengan DM tipe-2 kurang lebih 250 gen, tetapi belum satupun yang dapat
menerangkan DM tipe-2 dengan baik.
Penderita
DM tipe-2 mempunyai 2 kelainan dasar yaitu sekresi insulin yang abnormal dan
resistensi insulin pada organ target. Secara klinis, patogenesisnya dapat
dikenali dalam 3 fase yaitu fase pertama glukosa darah normal meskipun ada
resistensi insulin, fase kedua ditandai hiperglikemia post prandial
karena semakin memburuknya resistensi insulin meskipun kadar insulinnya
meningkat, dan fase ketiga resistensi insulin disertai kadar insulin yang
menurun akibatnya terjadi hiperglikemia walaupun dalam keadaan puasa.
Manifestasi
hiperglikemia DM tipe-2 memerlukan keadaan resistensi dan defek sekresi insulin
bersamaan. Sel β pada DM tipe-2 mengalami degenerasi, sehingga rasio sel α/β
meningkat yang berakibat kadar glukagon relatif meningkat terhadap insulin yang
merupakan karakteristik dari hiperglikemia.
Penderita DM tipe-2 jarang mengalami ketoasidosis
tetapi lebih sering berkembang menjadi nonketotik hiperosmolar. Hal itu terjadi
karena hati resisten terhadap glukagon sehingga kadar malonyl CoA tetap
tinggi yang akan menghambat alur pembentukan keton dari oksidasi asam lemak.
Obesitas pada DM tipe-2 terjadi
karena hiperinsulinemia akibat adanya resistensi insulin. Hiperinsulinemia
menyebabkan peningkatan sintesis lemak di hati dan peningkatan VLDL yang kemudian
disimpan di otot sebagai cadangan lemak. Pola lemak penyandang DM tipe-2 adalah
VLDL sedangkan kadar LDLnya normal tapi lebih kecil, padat (small-dense
LDL) dan lebih aterogenik, sehingga meningkatkan risiko terhadap penyakit
jantung koroner.
Gambaran
klinis : 80% kelebihan berat badan, 20% datang dengan komplikasi (penyakit
jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler, gagal ginjal, ulkus pada kaki,
gangguan penglihatan). Pasien dapat juga datang dengan poliuria, dan polidipsia
yang timbul perlahan-lahan. Banyak pasien yang dapat ditangani dengan
pengaturan diet dan Obat Hipoglikemik Oral (OHO), walaupun beberapa membutuhkan
insulin.
● DM
Gestasional
DM gestasional adalah suatu gangguan toleransi
karbohidrat yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan sedang
berlangsung.
● DM Pada
Usia Muda MODY (Maturity Onset Diabetes of the Young)
MODY tidak dimasukan kedalam kriteria DM tipe-1 atau
tipe-2 walaupun ada kepustakaan lain yang menyebutkan sebagai bentuk monogenik
dari DM tipe-2. Penelitian sindrom DM yang melibatkan keluarga penyandang DM
menemukan bahwa manifestasi DM sudah dapat dideteksi sejak dewasa muda, remaja
bahkan sejak masa anak. Kemunculan DM yang sudah terdeteksi sejak dini ini
dikenal sebagai Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY), berbeda
dengan DM tipe-2 yang umumnya didiagnosis sekitar usia pertengahan.
● DM karena
Obat atau Zat Kimia
Zat kimia seperti Vacor, Pentamidin, Asam Nikotinat,
Glukokortikoid, Hormon Tiroid, Tiazid, Dilantin, Interferon A, Aloksan.
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada diabetes.
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM berupa
: polidipsi, poliuria, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain dapat juga berupa : lemah badan,
kesemutan, gatal-gatal, penglihatan kabur, disfungsi ereksi pada pria dan pruritus
vulvae pada wanita.
Diagnosis tidak dapat ditegakan atas dasar adanya
glikosuria. Guna penentuan diagnosis DM, pemeriksaan glukosa darah yang
dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah
plasma vena. Di mana didapatkan gula darah puasa≥ 126 mg/dl, 2 jam sesudah
beban glukosa 75 gram≥ 200 mg/dl atau gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan
keluhan khas DM. Penggunaan bahan darah utuh, vena ataupun kapiler tetap dapat
dipergunakan dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda
sesuai pembakuan oleh WHO.
2.5
Penanggulangan
Diabetes Mellitus
● Edukasi
Untuk mendapatkan keberhasilan
pengelolaan DM tipe-2, yang biasa timbul pada usia diatas 40 tahun dimana gaya
hidup dan perilaku sudah mantap, diperlukan partisipasi aktif dari penderita,
keluarga dan lingkungan.
● Pengaturan Diet
Diet direncanakan sesuai dengan
kebiasaan dan kebutuhan dari setiap penderita. Yang harus diperhatikan adalah :
a. Jumlah kalori
Jumlah kalori disesuaikan dengan kebutuhan yang
tergantung pada status gizi, tingkat pertumbuhan, umur, kegiatan jasmani, ada
tidaknya stres akut.
b. Kebutuhan Kalori Basal
Pada
pria 30 kalori/kg berat badan/hari. Pada wanita 25 kalori/kg berat badan/hari.
Aktifitas ditambahkan 10 – 30%. Bila gemuk kebutuhan kalori dikurangi. Bila
kurus kebutuhan kalori ditambah
c. Komposisi Makanan :
- Karbohidrat 60 – 70%
- Protein 10 – 15%
- Lemak 20 – 25%
- Serat makanan ± 25 g/hari terutama
yang larut dalam air
Permeabilitas membran terhadap glukosa meningkat pada
saat otot berkontraksi, berarti resistensi insulin berkurang dan sensitifitas
insulin meningkat. Respon ini berlangsung setiap berolahaga. Oleh karena itu,
olahraga harus dilakukan terus-menerus dan teratur dengan harapan terjadi
perbaikan penyaluran glukosa darah dari sel.
●
Obat Hipoglikemia Oral (OHO)
Obat-obat ini diberikan bila dengan diet dan latihan
jasmani tidak tercapai perbaikan kadar gula.
A. Golongan Sulfonilurea
B. Golongan Biguanid
C. Golongan Alfa-glukosidase inhibitor
D. Insulin sensitizing agent
●
Insulin
Secara keseluruhan sebanyak 20-25% pasien DM tipe-2
akan memerlukan insulin untuk mengendalikan kadar glukosa darahnya.
III . Tinjauan Menurut Akupunktur/Akupressure
3.1 Definisi
Dalam
pengobatan tradisional cina, diabetes mellitus disebut Xiao Ke, Xiao Dan dan
Xiao Zhong. Dengan gejala utama minum dan makan yang berlebihan, sering
kencing, berat badan turun dan urine yang manis.
3.2 Etiologi
Etiologi
diabetes biasanya berhubungan dengan defisiensi bawaan, makanan yang tidak
teratur, gangguan emosi, stres yang berlebihan, ketegangan yang berlebihan dan
aktifitas seksual yang berlebihan.
Adanya api-dalam menimbulkan
gangguan keseimbangan cairan, sehingga timbul gejala haus, banyak minum dan
poliuria.
Diabetes mellitus berhubungan suatu
keadaan dimana San Jiao terserang oleh panas-dalam sehingga menimbulkan
gangguan keseimbangan cairan. Hal ini ada kaitan dengan etiologinya yaitu:
a.Kebiasaan makan yang berkelebihan lemak, manis dan alkohol mengganggu
fungsi limpa dan lambung dan
menimbulkan panas-dalam yang kemudian berubah menjadi api-dalam yang mengubah
menjadi kekeringan dan cairan tubuh berkurang.
b. Gangguan
emosi, banyak berpikir
merusak limpa, sedangkan marah, frustrasi menyebabkan stagnasi
qi hati. Stagnasi qi hati berubah
menjadi api yang kemudian melukai yin paru.
c. Defisiensi Yin ginjal disebabkan
karena aktivitas seksual yang berlebihan
3.3 Manifestasi Klinis
Berdasarkan organ yang terkena, Xiao
Ke dibedakan dalam 3 jenis :
a. Api pada Jiao atas
Disebut pula sindrom Sang Jiao, di
mana organ yang terkena adalah paru-paru
Gejalanya adalah :
-
Polidipsi
dan ingin minum saja
-
Mulut
dan lidah kering
b. Api pada Jiao tengah
Disebut
pula Cung Jiao, di mana organ yang terkena adalah limpa-lambung Gejalanya adalah :
-
Napsu
makan yang berlebihan, selalu lapar dengan makan berlebihan
-
Otot
tetap kurus atau dari gemuk menjadi kurus
-
Banyak
minum
-
Konstipasi
-
Banyak
kencing
c.Api pada Jiao bawah
Disebut
pula Sia Jiao, di mana organ yang terkena adalah ginjal. Dapat terjadi defisiensi yin ginjal.
Gejalanya
adalah :
-
Sering
kencing dan banyak
-
Air
kencing seperti minyak
-
Gelisah
dan mau minum saja
-
Muka
menghitam
-
Daun
telinga kering layu
Pengobatan
Xiao Ke dibagi dalam terapi kausal dan terapi simtomatis. Kausal ditujukan pada
penyebab penyakit api-dalam, dan organ yang menimbulkannya, simptomatis
ditujukan pada penghilangan keluhan. Dasar pengobatan adalah menghilangkan panas, memelihara yin (dalam hal ini organ paru-paru,
limpa, lambung, ginjal)
a.Akupunktur Konvensional
-
Pemilihan titik Shu belakang yang utama
Titik :
Weiguanxiashu (1.5 cun lateral batas bawah dari prosesus spinosus vertebra Th
8), Feishu (BL 13), Pishu (BL 20), Shenshu (BL 23) dan Sanyinjiao (SP 6)
Teknik : Tusuk titik Shu belakang
dengan jarum 1 cun dengan kedalaman 0.5-0.8 cun sampai mendapatkan sensasi
penjaruman. Jarum ditinggalkan selama 20 menit. Terapi diberikan sekali sehari.
Untuk haus yang berat, tambahkan
Liangquan (CV 12), untuk lapar tusuk segera sesudah makan pada Zhongwan (CV
12), untuk ulserasi dalam mulut tambahkan Tongli (HT 5), Hegu (LI 4) dan Zhaohai
(KI 6), untuk penglihatan kabur tambahkan Yanglao (SI 6) dan Guangming (GB 37).
-Pemilihan titik darimeridian hati
danginjal Titik : Xingjian(LR 2) danYongquan (KI 1)
Teknik : Xingjian (LR 2), titik
Ying-Spring mempunyai aksi menghilangkan panas dan mengurangi api, Yongquan (KI
1), titik Jing-well, titik anak dari meridian ginjal, mempunyai aksi
menghilangkan panas, memulihkan yin dan menguatkan ginjal. Penusukan pada titik
secara konvensional akan memperbaiki jiao bawah yang diakibatkan sindrom
defisiensi yin dan hiperaktif yang.
b. Moksibusi
Moksibusi
dengan moksa batang
Titik
: Xiaochangshu (BL 27), Dazhui (GV 14),
dua jari kelingking tangan dan dua jari kelingking kaki.
Teknik
: Letakan beberapa batang moksa pada Xiaochangshu (BL27) untuk haus dan 10
batang pada dua jari kelingking tangan dan dua jari kelingking kaki dan Dazhui
(GV 14) untuk susah menahan kencing.
c. Cutaneous Puncture
Titik
: Garis lateral kesatu dan kedua dari meridian kandung kencing pada punggung
Teknik : Tepuk perlahan-lahan pada
meridian dengan jarum kulit. Pengobatan dilakukan 5-10 menit setiap hari atau 2
hari sekali. 10 kali pengobatan dalam 1 rangkaian terapi.
d. Akupunktur Telinga
Titik
: Pankreas, endokrin, ginjal, Sanjiao, akar vagus telinga, Shenmen, jantung dan
hati.
Teknik : Tusuk titik dengan jarum 1
kali setiap 2 hari, atau pengobatan pada titik dengan Semen Vaccaria 1 kali
setiap 3-5 hari. Setiap pengobatan , dipilih 3 atau 5 titik.
Titik
: Feishu (BL 13), Pishu (BL 20), Shenshu (BL 23),Waiguanxiashu (1.5 cun lateral
batas
bawah
dari prosesus spinosus vertebra Th 8).
Teknik
: Pilih 2 titik setiap sesi, suntikan setiap titik 2-3 ml dengan akar
astragalus. Pengobatan dilakukan 1 kali sehari.
f. Menurut Clinton Choate L.Ac
Diberikan berdasarkan
sindrom Jiao
•
Upper
burner
Tujuan
pengobatan : menguatkan paru, menguatkan yin dan membuang panas.
Feishu
(BL13), Chize (LU5), Liangquan (CV23), Zusanli (ST36), Taixi (KI3), Yuji
(LU10), Gaohuangshu (BL43).
•
Middle
burner
Tujuan
pengobatan : menghilangkan panas lambung dan menguatkan yin.
Pishu
(BL20), Weishu (BL21), Sanyinjiao (SP6), Zusanli (ST36), Neiting (ST44), Taixi
(KI3), Yishu (M-BW-12), Zhongwan (CV12)
•
Lower
burner
Tujuan pengobatan :
menguatkan fungsi ginjal dan memelihara cing
Shenshu
(BL23), Guanyuan (CV4), Sanyinjiao (SP6), Taixi (KI3), Jingmen (GB25), Rangu
(KI2), Qihai (CV4).
Metode
:
Penguatan,
dilakukan dua hari sekali. Jarum ditinggalkan 30 menit. Pada kasus dengan panas
yang berat, lakukan metode pelemahan.
3.5 Penelitian
- Penjaruman dan moksibusi dapat
diberikan sendiri atau kombinasi. Pilih titik refleksi atau titik zona refleksi
pankreas, seperti Yinlingquan (SP9), Diji (SP8), dan Sanyinjiao (SP6), Shenshu
(BL23), Sanjiaoshu (BL22), Geshu (BL17), Pishu (BL20), Jianli (CV11), dan
Zhongwan (CV12). Jarum ditinggalkan selama 30 menit, atau kombinasi dengan
moksibusi setelah penjaruman. Akupunktur diberikan sekali sehari atau 2 hari
sekali, selama 3 bulan.
- Menurut
Zhan et al. dari Jiangxi, Cina dilaporkan dalam 14 kasus dengan NIDDM
ringan dan sedang yang diterapi hanya dengan akupunktur pada titik pishu
(BL20), Geshu (BL17), dan Zusanli (ST36), 7 kasus menunjukkan hasil yang sangat
baik, 3 kasus perbaikan dan 1 kasus tidak efektif. Gula darah puasa rata-rata
(12.66 ± 0.67) mmol/L sebelum pengobatan dan turun menjadi (7.72 ±0.39) mmol/L
setelah pengobatan.
- Mo et al, dari Cina.
Percobaan tikus-tikus diabetes dibagi dalam 3 kelompok, kelompok Elektro
Akupunktur (EA) (n=8), kelompok TENS (n=8), penusukan pada bilateral Shenshu
(BL23) dan Zusanli (ST36) selama 20 menit satu kali setiap 2-3 hari selama 5
minggu, dan 1 kelompok tanpa perlakuan (kelompok DM, n=6) secara berurutan.
Sebagai perbandingan dengan kelompok DM, peningkatan kadar glukosa plasma
signifikan lebih rendah pada kelompok EA (p<0.05) dan sedikit rendah pada
kelompok TENS(p>0.05) dengan berakhir selama 6 minggu, dan gejala-gejala
polifagia, polidipsia dan poliuria berkurang pada kelompok EA.
-
Zhang Yan-Hong memilih titik-titik telinga sebagai berikut : Endokrin, paru,
lambung, ginjal, pankreas, otak, kelenjar adrenal, titik haus, Sanjiao, titik
tragic dan titik otot. Dia mengobati
kedua sisi bergantian dan mendapat nilai efektif total 95.3%.
3.6 Mekanisme Kerja Terapi Akupunktur/Akupressure Pada DM
Penurunan
kadar gula darah terjadi karena perangsangan titik akupunktur dapat
mempengaruhi organ dalam dari segmen pada persarafan yang sama melalui pola
lengkung refleks kutaneoviseral dan somatoviseral dengan melibatkan pusat
refleks yang lebih tinggi di hipotalamus.
Pada
regulasi fungsi organ visera dengan memanfaatkan mekanisme homeostasis sistem
otonom melalui saraf Simpatis dan Parasimpatis, yang dalam hal ini memperbaiki
gangguan endokrin dan memulihkan sel-sel β
pankreas dengan merangsang nervus Vagus dan menginhibisi saraf Simpatis.
Asetilkolin dari n. Vagus menstimulasi produksi dan pelepasan insulin.
Pada aksis Hipotalamus-Hipofisis pengaruh akupunktur
terhadap produksi insulin melalui hambatan pelepasan GHRIH (Growth Hormon
Releasing Inhibiting Hormon), sehingga sekresi insulin ditingkatkan.
klik link googldrive dibawah lbh lngkap ada gambar titik akupunkturnya dan herbalnya yg alami
https://drive.google.com/file/d/1qaBZTp0YnBQEoRZCP8cDWqDvaf8NKYNd/view?usp=sharing
https://sites.google.com/view/irfa-darojat
http://www.artikel.essenzo.co.id/diabeticon?ref=Irfa8851&funnel=Diabeticon1https://drive.google.com/file/d/1qaBZTp0YnBQEoRZCP8cDWqDvaf8NKYNd/view?usp=sharing
https://sites.google.com/view/irfa-darojat
Komentar
Posting Komentar